-->
Login to Facebook
Contact me on facebook, Klik!

About

Blogger pemula yg masih belajar akan uniknya blog dan bermimpi untuk bisa menaklukannya »

Orat Oret

coretan Update Corat Coret

Keep in touch

RSS Feed Twitter Facebook

Subscribe via email

Tips Memilih Hewan Kurban

Sabtu, 13 November 2010

Akhir akhir ini pasti anda melihat banyak sekali sapi/kambing bertebaran dimana mana.. ya, karena bentar lagi Lebaran Haji. Mungkin bnyak dari sobat yang juga akan ber"kurban". Bagi yang masih bingung soal kriteria Hewan Kurban yang bagus, silahkan baca tips dibawah ini




Pertama, memilih ternak yang cukup umur, sehat (tidak cacat), dan jantan. 
Kriteria cukup umur (dewasa) untuk kambing dan domba rata-rata sekitar 12-18 
bulan, sedangkan untuk sapi dan kerbau sekitar 22 bulan.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui umur ternak antara lain 
adalah melihat catatan kelahiran ternak tersebut, yaitu dengan bertanya kepada 
pemiliknya, atau dapat dilihat dari gigi ternak tersebut. Jika gigi susunya 
telah tanggal (dua gigi susu yang di depan), itu menandakan ternak tersebut 
(kambing dan domba) telah berumur sekitar 12-18 bulan, sedangkan sapi dan 
kerbau sekitar 22 bulan.

Sehatnya seekor ternak dapat dicirikan dari bulunya yang tampak mengilat dan 
bersih. Bulu tersebut tidak berdiri dan kusam. Matanya bersinar (jernih). 
Ternak yang sehat sangat mudah dilihat dari cara makan dan minumnya. Bila 
konsumsi makan dan minumnya baik (lahap), hewan tersebut sehat.

Bentuk tubuhnya harus standar. Pengertian standar untuk sapi dan kerbau, tulang 
punggungnya relatif rata, tanduknya seimbang, keempat kakinya simetris, dan 
postur tubuhnya ideal. Postur tubuh ideal yang dimaksud, misalnya kombinasi 
perut, kaki depan dan belakang, kepala, dan leher seimbang.

Selain itu, dapat pula dilihat pada bagian mulut. Apabila mulutnya basah sekali 
sehingga air liurnya banyak keluar, atau tampak di mulutnya terdapat 
bintil-bintil berwarna merah, tentu hewan tersebut harus diwaspadai, mungkin 
mengidap penyakit. Adapun ternak yang cacat adalah karena salah satu bagian 
dari tubuhnya hilang atau rusak, misalnya tanduknya patah sebelah, tulang 
kakinya patah.

Berat daging

Kedua, menghitung berapa daging yang akan dihasilkan oleh seekor ternak. Sebab, 
sasaran kita, untuk berapa orang daging ini akan dibagikan. Caranya, seekor 
sapi akan mampu menghasilkan karkas (tulang daging tanpa kepala, kaki, kulit, 
dan jeroan) sekitar 49-57 persen dari berat hidup. Jika kita membeli seekor 
sapi dengan berat badan 400 kilogram (kg), akan diperoleh karkas sekitar 
196-228 kg.

Dari jumlah ini, akan mampu dihasilkan daging tanpa tulang sekitar 75 persen 
dari berat karkas atau sekitar 147-170 kg, belum termasuk jeroan, kaki, dan 
kepala. Berat daging yang diperoleh sangat tergantung pula pada perlakuan yang 
diberikan selama sapi tersebut belum dipotong.

Akibat buruknya, perlakuan sebelum dipotong biasanya dapat menurunkan (susut 
berat badan) sampai dengan 5 persen dari berat badannya, bahkan bisa lebih 
tinggi lagi. Bila kita konversikan, penyusutan 5 persen dari berat sapi 400 
kilogram adalah sekitar 20 kg berat hidup, dengan nilai uang sebesar Rp 440.000 
per ekor (asumsi harga sapi saat Idul Adha Rp 22.000 per kg berat hidup).

Nilai yang cukup besar dari penyusutan ini hilang begitu saja. Jika ternak 
diperlakukan dengan baik, manfaat yang sebesar itu akan dapat dinikmati oleh 
banyak orang. Seandainya kita akan membagikan kepada yang berhak menerima 
daging kurban per bungkus per orang seberat 1 kg daging ditambah jeroannya, 
dari seekor sapi dengan berat badan 400 kg akan diperoleh sekitar 147-170 
bungkus.

Ditimbang

Dengan cara penghitungan yang sama, tetapi koefisien teknis berbeda, seekor 
domba atau kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg (termasuk kelas A, pada 
Idul Adha) akan menghasilkan karkas sekitar 41-49 persen dari berat hidupnya 
atau sekitar 16,4-19,6 kg. Dari jumlah tersebut diperoleh daging tanpa tulang 
sekitar 75 persen dari berat karkas atau sekitar 12,3-14,7 kg.

Seandainya patokan pembagian daging kurban yang digunakan adalah per bungkus 
seberat 1 kg, untuk seekor domba atau kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg 
akan diperoleh sekitar 12-15 bungkus daging.

Ketiga, cara penjualan ternak kurban umumnya dilakukan secara berat taksir. 
Kadang kala ada pula yang memberikan dengan harga timbang hidup. Untuk ini, 
harus dipertanyakan kapan dan di mana ditimbangnya. Sebab, selama proses 
penjualan ternak tersebut akan terjadi penyusutan yang dapat mencapai lebih 
dari 10 persen.

Orang awam sangat sulit menentukan berat ternak hidup sebenarnya berdasarkan 
nilai taksir penjualan. Untuk mengetahui berapa berat sebenarnya ternak yang 
kita beli, tidak ada jalan lain, yaitu ternak harus ditimbang.

Kita dapat memperolehnya pada perusahaan peternakan atau pedagang ternak kurban 
yang menyediakan timbangan untuk ternak hidup. Cara ini lebih menjamin konsumen 
sehingga kita dapat memperkirakan berapa daging yang akan dihasilkan dari 
ternak yang dipotong.


0 komentar:

Posting Komentar