Akhir akhir ini pasti anda melihat banyak sekali sapi/kambing bertebaran dimana mana.. ya, karena bentar lagi Lebaran Haji. Mungkin bnyak dari sobat yang juga akan ber"kurban". Bagi yang masih bingung soal kriteria Hewan Kurban yang bagus, silahkan baca tips dibawah ini
Pertama, memilih ternak yang cukup umur, sehat (tidak cacat), dan jantan.
Kriteria cukup umur (dewasa) untuk kambing dan domba rata-rata sekitar 12-18
bulan, sedangkan untuk sapi dan kerbau sekitar 22 bulan.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui umur ternak antara lain
adalah melihat catatan kelahiran ternak tersebut, yaitu dengan bertanya kepada
pemiliknya, atau dapat dilihat dari gigi ternak tersebut. Jika gigi susunya
telah tanggal (dua gigi susu yang di depan), itu menandakan ternak tersebut
(kambing dan domba) telah berumur sekitar 12-18 bulan, sedangkan sapi dan
kerbau sekitar 22 bulan.
Sehatnya seekor ternak dapat dicirikan dari bulunya yang tampak mengilat dan
bersih. Bulu tersebut tidak berdiri dan kusam. Matanya bersinar (jernih).
Ternak yang sehat sangat mudah dilihat dari cara makan dan minumnya. Bila
konsumsi makan dan minumnya baik (lahap), hewan tersebut sehat.
Bentuk tubuhnya harus standar. Pengertian standar untuk sapi dan kerbau, tulang
punggungnya relatif rata, tanduknya seimbang, keempat kakinya simetris, dan
postur tubuhnya ideal. Postur tubuh ideal yang dimaksud, misalnya kombinasi
perut, kaki depan dan belakang, kepala, dan leher seimbang.
Selain itu, dapat pula dilihat pada bagian mulut. Apabila mulutnya basah sekali
sehingga air liurnya banyak keluar, atau tampak di mulutnya terdapat
bintil-bintil berwarna merah, tentu hewan tersebut harus diwaspadai, mungkin
mengidap penyakit. Adapun ternak yang cacat adalah karena salah satu bagian
dari tubuhnya hilang atau rusak, misalnya tanduknya patah sebelah, tulang
kakinya patah.
Berat daging
Kedua, menghitung berapa daging yang akan dihasilkan oleh seekor ternak. Sebab,
sasaran kita, untuk berapa orang daging ini akan dibagikan. Caranya, seekor
sapi akan mampu menghasilkan karkas (tulang daging tanpa kepala, kaki, kulit,
dan jeroan) sekitar 49-57 persen dari berat hidup. Jika kita membeli seekor
sapi dengan berat badan 400 kilogram (kg), akan diperoleh karkas sekitar
196-228 kg.
Dari jumlah ini, akan mampu dihasilkan daging tanpa tulang sekitar 75 persen
dari berat karkas atau sekitar 147-170 kg, belum termasuk jeroan, kaki, dan
kepala. Berat daging yang diperoleh sangat tergantung pula pada perlakuan yang
diberikan selama sapi tersebut belum dipotong.
Akibat buruknya, perlakuan sebelum dipotong biasanya dapat menurunkan (susut
berat badan) sampai dengan 5 persen dari berat badannya, bahkan bisa lebih
tinggi lagi. Bila kita konversikan, penyusutan 5 persen dari berat sapi 400
kilogram adalah sekitar 20 kg berat hidup, dengan nilai uang sebesar Rp 440.000
per ekor (asumsi harga sapi saat Idul Adha Rp 22.000 per kg berat hidup).
Nilai yang cukup besar dari penyusutan ini hilang begitu saja. Jika ternak
diperlakukan dengan baik, manfaat yang sebesar itu akan dapat dinikmati oleh
banyak orang. Seandainya kita akan membagikan kepada yang berhak menerima
daging kurban per bungkus per orang seberat 1 kg daging ditambah jeroannya,
dari seekor sapi dengan berat badan 400 kg akan diperoleh sekitar 147-170
bungkus.
Ditimbang
Dengan cara penghitungan yang sama, tetapi koefisien teknis berbeda, seekor
domba atau kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg (termasuk kelas A, pada
Idul Adha) akan menghasilkan karkas sekitar 41-49 persen dari berat hidupnya
atau sekitar 16,4-19,6 kg. Dari jumlah tersebut diperoleh daging tanpa tulang
sekitar 75 persen dari berat karkas atau sekitar 12,3-14,7 kg.
Seandainya patokan pembagian daging kurban yang digunakan adalah per bungkus
seberat 1 kg, untuk seekor domba atau kambing dengan berat hidup sekitar 40 kg
akan diperoleh sekitar 12-15 bungkus daging.
Ketiga, cara penjualan ternak kurban umumnya dilakukan secara berat taksir.
Kadang kala ada pula yang memberikan dengan harga timbang hidup. Untuk ini,
harus dipertanyakan kapan dan di mana ditimbangnya. Sebab, selama proses
penjualan ternak tersebut akan terjadi penyusutan yang dapat mencapai lebih
dari 10 persen.
Orang awam sangat sulit menentukan berat ternak hidup sebenarnya berdasarkan
nilai taksir penjualan. Untuk mengetahui berapa berat sebenarnya ternak yang
kita beli, tidak ada jalan lain, yaitu ternak harus ditimbang.
Kita dapat memperolehnya pada perusahaan peternakan atau pedagang ternak kurban
yang menyediakan timbangan untuk ternak hidup. Cara ini lebih menjamin konsumen
sehingga kita dapat memperkirakan berapa daging yang akan dihasilkan dari
ternak yang dipotong.
Sumber Tips Hewan Qurban

0 komentar:
Posting Komentar